Mas,dia masih kecil,jangan diajak pacaran dulu,kasihan,biarkan dia fokus sekolah.kata mbak Gina,salah satu mahasiswi yang sedang melaksanakan KKN di kampungku.
Aku sempat kaget mendengar kata-kata itu.perasaan ku seperti tertusuk benda tajam yang beracun tapi tak membunuh.ragaku seperti tak bertulang,lunglai oleh kata-kata itu.Aq mencintainya,dan sangat mencintainya.Apa mungkin aku bernafas tanpa dirinya?Ya,ku tau dia bukanlah Tuhan q yang memberi nyawa dalam jasad ku.Tapi dialah yang menjadi inspirasi hingga aku bersemangat menjalani hidup ini.
Iya mbak,bisik kebohonganku lirih sambil ku menganggukkan kepala.
Sebenarnya sudah dari awal kami jalan sekitar 3 bulan,,jujur aq ingin menghancurkan hubungan ini,ya,karena seluruh kampung sepertinya sudah tahu tentang hubunganku dengan dia,dan aku hanya kasihan saja dengan dia.setiap mereka yang tahu tentang hubunganku ,rata-rata selalu mencari nama di depan kedua orang tua cewek ku.orang tuanya melarang dia berhubungan dengan ku,entah karena aku miskin,bodoh,sampah masyarakat atau apalah alasanya karena sampai sekarang aku juga tidak tahu tentang kebenaran alasan itu.
Malamnya,ku lihat mobil putih berjalan keluar dari rumah itu.
da peluang nih,tegasku dalam hati.
akupun beranjak kerumah cewekku menepati keinginan mbak gina untuk meninggalkan kekasihku.Suasana ruang tamu rumah itu nampak ramai dipadati mahasiswa yang lagi KKN dikampungku.Dengan hati sedikit lesu,akupun menuju ruang tengah melewati pintu belakang,disana aku bertemu dengan mbak Gina.
Eh maspo,ada apa?Tanya mbak Gina kepadaku.
Sinta dimana mbak?jawabku lesu.
owh bentar ya,lanjut dia.
Akupun duduk di kursi merah dekat meja makan rumah itu.sejenak kemudian mbak Gina pun menghampiri ku.itu mas,Sintanya malah nangis di kamar,sapanya.Aku semakin bingung dengan situasi saat itu.Memang,ia selalu nangis bila aku berkata ingin menyudahi hubungan kita.dalam kesendirianku diatas kursi merah itu,Sinta dengan wajah lebam dengan mata yang masih tergenang buih kesedihan itu menghampiriku.
Bagaimana Sin?kamu tahu kan tentang apa yang dibicarakan aku dengan mbak Gina.Tanyaku.
ia terdiam,sejenak kemudian ia memegang pergelangan tanganku seraya berkata
“aku sayang banget ma kamu,aku gak mau kehilangan kamu.”
ia aku tahu,tapi orang tuamu bagaimana?jawabku
suatu saat nanti orang tuaku pasti setuju.Tegas Sinta disela-sela tangisnya.
Akupun mulai menggenggam tangan Sinta.tak terasa airmataku juga membasahi wajahku.Aq menyesal dengan apa yang telah ingin ku katakan tadi.kenapa aq mau menuruti kata-kata mbak Gina?kenapa aku tega meninggalkan seseorang yang sangat sayang kepadaku.Sambil mengusap air mata diwajah Sinta.aku berjanji dan berkata “apapun yang terjadi,aku gak akan meninggalkanmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar